Ini beberapa strategi efektif yang bisa kamu terapkan:
Diversifikasi portofolio: Mengalokasikan dana ke berbagai sektor, industri, dan jenis saham, serta mempertimbangkan instrumen investasi lain seperti obligasi, reksadana, atau properti.
Rebalancing: Penyesuaian berkala terhadap portofolio. Jadi, jika salah satu aset mengalami kenaikan/penurunan yang signifikan, rebalancing membantu menjaga proporsi investasi.
Fokus pada investasi jangka panjang: Alasannya, karena volatilitas harian mungkin tidak relevan jika tujuan kamu adalah pertumbuhan portofolio dalam beberapa tahun ke depan.
Kenali profil risikomu: Kenali profil risikomu; konservatif yang suka investasi stabil dan menghindari fluktuasi tinggi, moderat yang tenang dan suka kombinasi saham - obligasi, atau agresif yang pemberani dan suka instrumen berisiko tinggi?
Volatilitas harga dalam saham adalah perubahan harga yang fluktuatif dari waktu ke waktu. Volatilitas ini memengaruhi seberapa besar pergerakan harga saham dalam jangka waktu tertentu. Mari kita eksplorasi secara mendalam apa itu volatilitas saham dan dampaknya, dengan fokus khusus pada pasar saham Indonesia.
Pengertian Volatilitas Harga Saham
Volatilitas harga saham menggambarkan seberapa besar perubahan harga saham dari nilai rata-rata dalam suatu periode. Volatilitas tinggi menunjukkan fluktuasi harga yang signifikan, sementara volatilitas rendah menunjukkan stabilitas harga. Penyebab terjadinya volatilitas harga saham ini yaitu oleh faktor-faktor eksternal seperti berita ekonomi, peristiwa politik, kinerja perusahaan, atau faktor internal seperti sentimen pasar.
Dampak Volatilitas Harga Saham
Volatilitas harga saham memiliki dampak yang signifikan pada investor dan pasar saham, di antaranya yaitu:
Faktor-faktor yang Memengaruhi Volatilitas Harga dalam Saham
Trading volume atau volume perdagangan adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi volatilitas harga saham. Peningkatan volume perdagangan yang terjadi di pada suatu saham cenderung meningkatkan volatilitas harga saham tersebut.
Ukuran perusahaan juga dapat memengaruhi volatilitas. Perusahaan besar dengan kapitalisasi pasar yang tinggi cenderung memiliki volatilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan kecil, hal ini dikarenakan perusahaan tersebut lebih likuid dan kondisi keuangannya lebih stabil.
Ketidakpastian ekonomi akibat inflasi yang tinggi dapat meningkatkan volatilitas harga saham. Ketika hal tersebut terjadi, investor akan terdorong untuk berbondong-bondong menjual saham yang dimiliki dan menyebabkan harga saham turun lebih dalam.
Faktor-faktor keuangan seperti Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) juga dapat memengaruhi volatilitas harga saham. ROE yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan efisien dalam menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan keuntungan dan mencerminkan kinerja perusahaan tersebut bagus, sehingga dapat memberikan kepercayaan kepada investor dan memperkecil potensi volatilitas harga saham.
Perusahaan dengan Dividend Payout Ratio yang tinggi memiliki potensi volatilitas harga saham yang lebih rendah karena dividen yang diberikan stabil, sehingga investor merasa lebih nyaman untuk mempertahankan suatu saham dan tidak menjualnya bahkan di dalam situasi pasar yang bergejolak sekalipun.
Kamu dapat melihat nilai dan data fundamental suatu saham secara mudah melalui POEMS ID dengan cara:
Volatilitas Harga Saham di Indonesia
Di Indonesia, volatilitas harga saham adalah bagian tak terhindarkan dari pasar saham. Faktor-faktor seperti perkembangan ekonomi, perubahan kebijakan pemerintah, dan sentimen pasar global berkontribusi pada volatilitas pasar saham di Indonesia. Studi kasus saham saham tertentu di Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang volatilitas di tingkat lokal.
Contoh Indikator Volatilitas Harga Saham
Beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur volatilitas harga saham antara lain:
Rata rata Pergerakan Harian (Average Daily Range/ADR)
Indikator ini mengukur seberapa besar fluktuasi harga harian saham selama periode tertentu. Contohnya, jika saham ABCD memiliki ADR sebesar 3%, maka harga saham bisa berfluktuasi hingga 3% dalam satu hari.
Indeks Volatilitas (Volatility Index/VIX)
VIX mengukur volatilitas pasar secara keseluruhan dan sering digunakan sebagai indikator global. Sebagai contoh, jika VIX mencapai nilai 30, maka hal itu menunjukkan tingkat volatilitas yang tinggi di dalam pasar.
Bollinger Bands adalah indikator teknis yang menggunakan deviasi standar untuk mengukur volatilitas harga saham. Jika jarak antara Bollinger Bands Upper dan Lower melebar, maka itu menunjukkan volatilitas yang semakin meningkat.
Setelah mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi volatilitas harga saham tersebut diharapkan dapat membantu kamu lebih bijak dalam mengambil keputusan investasi dan tidak mudah terpengaruh oleh pihak-pihak tertentu. Jika kamu masih bingung dan membutuhkan edukasi lebih lanjut, ikuti kelas edukasi saham yang rutin diadakan oleh Tim Phillip Sekuritas Indonesia setiap minggunya. Segera cek info jadwal kelas edukasi melalui menu Online Seminar di POEMS ID atau cek media sosial @TalkToPhillip.
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”
Penulis: Sonia Simak Editor: M. Rizki Aidil
Baca artikel lainnya: Mengenal Psikologi Trading: Cara Mengurangi Risiko Trading Saham Ini Saatnya Memberi Mahar Pakai Saham untuk Pasangan Praktis! Cara Analisis Saham Menggunakan Fibonacci Ratio Revenge Trading: Alasan Kamu Sulit Cuan di Pasar Saham
Mengapa Volatilitas Penting?
Volatilitas adalah faktor penting yang memerlukan perhatian dalam investasi karena beberapa alasan. Pertama, tingkat volatilitas adalah salah satu indikator yang menunjukkan tingkat risiko dari sebuah instrumen investasi. Volatilitas tinggi menandakan kemungkinan fluktuasi harga yang besar dalam jangka waktu singkat, sehingga investor harus dapat bersiap dengan risiko ini.
Kedua, volatilitas memengaruhi strategi investasi karena toleransi risiko yang berbeda cenderung memiliki pendekatan yang berbeda terhadap aset dengan tingkat volatilitas yang berbeda pula. Mereka yang agresif mungkin lebih tertarik pada aset dengan volatilitas tinggi karena potensi keuntungan yang lebih besar, sementara investor konservatif mungkin lebih memilih aset dengan volatilitas rendah untuk mengurangi risiko.
Terakhir, volatilitas juga membawa peluang bagi investor yang mampu menganalisis dan memanfaatkannya dengan bijak. Sebagai contoh, mereka dapat membeli aset ketika harga turun karena volatilitas tinggi dan menjualnya ketika harga naik, menciptakan potensi keuntungan yang signifikan. Oleh karena itu, memahami dan mengelola volatilitas adalah langkah penting dalam merencanakan strategi investasi yang sukses.
Diversifikasikan Portofoliomu dengan Investasi Emas Aman di Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk membeli emas digital dengan harga paling kompetitif di pasaran! Selisih harga jual-beli terendah dan tanpa biaya tersembunyi apapun. Emas yang kamu beli aman karena disimpan di Kliring Berjangka Indonesia (BUMN), produk emas Pluang dikelola oleh PT PG Berjangka yang sudah terlisensi dan diawasi oleh BAPPEBTI. Kamu juga bisa menarik fisik emasnya dalam bentuk logam mulia Antam dengan kadar 999.9 mulai dari kepingan 1 gram hingga 100 gram!
Mulai Investasimu, Cari Tahu Apa Itu Koreksi sebagai Dasar bagi Pemula
Investasi Aman, Konsep Investasi ala Benjamin Graham
Apa Itu Kapitalisasi Pasar?
Toko Kelontong Adalah
Pada dasarnya, toko kelontong adalah suatu toko yang didalamnya menjual beragam kebutuhan sehari-hari manusia. Berbagai barang tersebut mencakup keperluan lengkap rumah tangga, seperti beras, peralatan mandi, bumbu dapur, hingga alat pembersih rumah.
Dari masa ke masa, toko kelontong masih memiliki banyak sekali peminat. Tidak hanya karena jaraknya yang dekat, kedekatan hubungan dengan para pemiliknya juga menjadi salah satu faktor kenyamanan berbelanja di toko kelontong.
Bahkan, banyak pemilik toko kelontong yang menawarkan kredit, sehingga para pembelinya bisa berhutang dalam jangka waktu tertentu. Pengalaman ini tentu tidak bisa diperoleh ketika berbelanja di swalayan ataupun minimarket.
Toko kelontong termasuk ke dalam UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah. Bahkan, toko kelontong pernah menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia hingga 99,9% dari semua pebisnis di Indonesia. Saat Indonesia mengalami badai krisis moneter di tahun 1998, UMKM berhasil menjadi penyelamat ekonomi negara.
Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Toko dan Mana yang Terbaik Untuk Anda?
Pergunakan standar deviasi untuk membandingkan volatilitas ekuitas
Para investor dapat menggunakan data standar deviasi untuk mengukur volatilitas pasar ekuitas. Standar deviasi adalah sebuah pengukuran terhadap profil risiko suatu aset. Semakin rendah angkanya maka akan dianggap lebih baik, karena hal tersebut mengindikasikan bahwa aset tersebut menunjukkan lebih sedikit volatilitas dengan pergerakan yang lebih stabil, yang berarti memiliki risiko investasi yang lebih rendah. Serta begitu pula sebaliknya.
Return dan standar deviasi – menilai lima sampel indeks ekuitas
Indikator volatilitas: standar deviasi tahunan
Kami telah membandingkan data volatilitas dan return dari lima sampel indeks ekuitas dalam rentang waktu 5, 10, dan 15 tahun2. Temuan kami adalah sebagai berikut:
Data di atas memperlihatkan bahwa bahkan di antara indeks saham terdapat perbedaan standar deviasi dan return yang signifikan. Karenanya, diversifikasi tetaplah krusial dalam pengelolaan volatilitas. Saat ini, para pekerja di Hong Kong mengalokasikan hampir 60% investasinya pada aset lokal3, dengan ekuitas Hong Kong mencakup 58% dari keseluruhan porsi tersebut. Meskipun pendekatan ini sesuai dengan prinsip investasi “jangan membeli kucing di dalam karung”, konsentrasi yang berlebihan kepada aset yang volatil dapat berujung pada fluktuasi nilai portofolio yang substansial, terutama di tengah terjadinya volatilitas pasar.
Volatilitas dalam Investasi: Memahami Apa Itu Volatilitas dan Dampaknya Terhadap Investasi
February 13, 2024 5 min read
Dalam investasi yang dinamis, volatilitas adalah sebuah konsep penting yang harus dipahami oleh investor terkait bagaimana rollercoaster atau fluktuasi dalam investasi. Oleh sebab itu, untuk menghadapi lingkungan yan dinamis ini investor perlu paham dengan baik tentang apa itu volatilitas dan bagaimana cara menghadapi volatilitas dalam proses investasi.
Volatilitas bisa digambarkan sebagai badai yang melanda lautan, merepresentasikan fluktuasi harga aset yang dapat naik dan turun secara drastis dalam waktu singkat. Fenomena ini dapat menjadi sumber kekhawatiran bagi investor, namun di sisi lain dapat membuka peluang baru bagi investor yang paham dengan baik terkait volatility sebuah instrumen investasi. Karena itu, mari kita bahas secara lebih detail terkait fenomena satu ini.
Volatilitas adalah fenomena yang merujuk pada tingkat fluktuasi harga aset dalam suatu periode waktu. Volatilitas dalam konteks investasi menjelaskan tentang seberapa tidak stabil atau volatile harga suatu instrumen investasi. Volatilitas dalam investasi sering kali diukur dengan standar deviasi dari return aset, dimana emakin tinggi standar deviasi tersebut, semakin besar tingkat volatilitas aset tersebut dan sebaliknya.
Secara statistik, volatilitas adalah ukuran dari variasi harga atau nilai suatu aset dalam jangka waktu tertentu. Volatilitas menggambarkan sejauh mana perubahan harga dapat terjadi dalam periode waktu tersebut. Dengan memahami konsep volatilitas, para investor dapat mengidentifikasi tingkat risiko yang terkait dengan investasi mereka dan mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk mengelolanya.
Rumus volatilitas harga saham
Volatilitas saham adalah kisaran besarnya jarak antara naik dan turunnya harga saham atau valas (valuta asing) dalam periode tertentu.
Rumus untuk menghitung volatilitas harga saham adalah sebagai berikut:
Dalam rumus volatilitas harga saham di atas:
Rumus volatilitas harga saham di atas menghitung volatilitas saham dengan mengukur seberapa jauh harga saham bergerak dari rata-rata harga selama periode waktu tertentu.
Kamu mungkin memerlukan lebih banyak waktu dan kompleksitas bila menghitung volatilitas harga saham dengan cara manual.
Cara yang lebih mudah adalah melalui program excel, yakni dengan menggunakan formula “stdev”.
Selain volatilitas saham, ada juga jenis volatilitas lainnya, seperti volatilitas historis, volatilitas harga, volatilitas pasar, dan volatilitas tersirat.
Baca Juga: Apa itu Pialang? Ini Tugas, Jenis dan Cirinya
Pertanyaan seputar apa itu volatilitas
Berikut pertanyaan seputar apa itu volatilitas yang paling banyak dicari beserta jawabannya.
Apa perbedaan antara volatilitas dan risiko?
Volatilitas adalah ukuran fluktuasi harga atau pengembalian aset dari waktu ke waktu.
Makin tinggi volatilitas, makin besar perubahan harga yang mungkin terjadi. Risiko, di sisi lain, mengacu pada potensi kerugian atau bahaya yang dihadapi investor.
Risiko melibatkan faktor seperti ketidakpastian ekonomi, perubahan kebijakan, dan kondisi pasar.
Survey Kebutuhan Pembeli
Survey diperlukan untuk memantau keperluan masyarakat. Caranya sangat mudah, Anda hanya harus membaur dengan warga sekitar. Lalu, tampung seluruh aspirasi yang mereka banyak dikeluhkan oleh mereka. Selanjutnya, cari barang apa saja yang selalu diisi ulang secara langsung dan selalu habis.